Johanna Silvana Talupun
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk
menunjukkan bahwa kesenjangan yang selama ini tercipta antara Barat dan Timur
dalam hal menginterpertasi teks kitab suci dapat terjembatani. Jika dalam waktu
yang cukup lama, kiblat berteologi termasuk didalamnya upaya untuk membaca teks
Alkitab diarahkan ke dunia Barat karena dianggap lebih teologis dan lebih baik,
maka kini kiblatnya telah berubah. Hermeneutik poskolonial dapat menjembatani
kesenjangan itu dengan memberi ruang bagi para pembaca di dunia Timur termsuk
di Maluku untuk menghasilkan hasil bacaan (interpertasi) terhadap teks Alkitab.
Hermeneutik poskolonial menawarkan cara baru agar pertama-tama hegemoni Barat
terhadap Timur dapat dihilangkan namun tidak berarti bahwa dengan ruang
kebebasan yang diberikan lalu kembali tercipta kolonialisasi yang baru.
Bangkitnya kultur lokal tidak berarti menimbulkan sikap anti-kolonial. Ide
poskolonial ini sekaligus dapat dipakai untuk melihat dan mengkritisi kultur
lokal maupun kultur kolonial.
Kata Kunci: Hermeneutik,
Postkolonial, Budaya Local
KENOSIS: Jurnal Kajian
Teologi, IAKN Ambon
Volume 4 Nomor 2, Juni 2018
Halaman 137 – 155
06-08-19-07-01-54-Abstract---Menjembatani-Kesenjangan-Antara-Barat-Dan-Timur---Johanna-Silvana-Talupun.pdf
384458
2019-08-06 - 07:01:54