KAJIAN FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

HERLY JENET LESILOLO


Abstract

Multicultural education in Indonesia, in principle, to instill confidence that the diversity of cultures that exist in Indonesia is a gift that should be awarded in the sense of unity, solidarity and sympathy. That in diversity there is life in harmony and in doing good to fellow human beings in diversity. Society in a multicultural context sailed to live in diversity, build mutual trust (mutual trust), maintain mutual understanding (mutual understanding) and uphold mutual respect. Upholding tolerance as the embodiment recognizes and respects human rights. Is a concrete manifestation of life in multicultural is each individual recognizes the relationship between human beings built on fraternity and brotherhood among human compatriots. Furthermore sense of unity, solidarity and sympathy in education is expected to empower individuals or groups to build a life in the human environment bersesama, love peace and build a future that is united in diversity. United in diversity for the people of Indonesia may be more critical imbued with the philosophy of Pancasila as the nation of Indonesia. Pancasila is believed to have norms and values that are true, fair, and wise. The specificity of norms and values of Pancasila which is believed to be inherent in the values of divinity, humanity, unity, democracy, and social justice as a whole. In line with the principle of the Pancasila multicultural education has a strong synergy with multicultural education because both interpret diversity in berketuhanan value, which is humane, the berpersatuan, which berkerakyatan and social justice.

Keywords : philosophy of Pancasila, multicultural education


Abstrak

Pendidikan multikultural di Indonesia pada prinsipnya menanamkan keyakinan bahwa keragaman budaya yang ada di Indonesia adalah anugerah yang patut mendapat penghargaan dalam rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati. Bahwa dalam keberagaman terdapat kehidupan yang selaras dan berbuat baik terhadap sesama manusia dalam keberagaman. Masyarakat dalam konteks multikultural berlajar hidup dalam perbedaan, membangun saling percaya (mutual trust), memelihara saling pengertian (mutual understanding) dan menjunjung sikap saling menghargai. Menjunjung sikap toleransi sebagai perwujudan mengakui dan menghormati hak-hak asasi manusia. Wujud secara kongkrit kehidupan dalam multikultural adalah setiap individu mengakui relasi antara sesama manusia dibangun berdasarkan persaudaraan sebangsa dan persaudaraan sesama manusia. Lebih jauh lagi rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati dalam pendidikan diharapkan dapat memberdayakan individu atau kelompok membangun kehidupan dalam lingkungan manusia bersesama, cinta damai dan membangun sebuah masa depan yang bersatu dalam keberagaman.Bersatu dalam keberagaman bagi masyarakat Indonesia dapat lebih dijiwai secara kritis melalui Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia. Pancasila diyakini memiliki norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, dan bijaksana. Kekhasan norma dan nilai yang diyakini melekat dalam Pancasilayaitunilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagai satu kesatuan. Sejalan dengan prinsip pendidikan multikultural maka Pancasila memiliki sinergi yang kuat dengan pendidikan multikultural karena sama-sama memaknai keberagaman dalam nilai yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial.

Kata Kunci : filsafat Pancasila, pendidikan multikultural

 

KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, IAKN Ambon

Volume 1 Nomor 1, Juni 2015

Halaman 74 – 88

Informasi File

15-07-19-09-28-28-Abstrak---Kajian-Filsafat-Pancasila-Dalam-Pendidikan-Multikultural-Di-Indonesia---Herly-Jenet-Lesilolo.pdf

423023

2019-07-15 - 09:28:28
Download Abstrak Full Text
CopyRight © 2019. Create by CV.FR-SYSTEM