Kajian
tentang dialog dalam konteks kemajemukan agama-agama (multi religious),
yang dikaitkan pula dengan pelaksanaan misi atau dagwah dalam agama-agama
sekalipun bukan isu baru dalam kajian teologi dan studi agama-agama; oleh
penulis dianggap penting untuk terus dikaji. Alasan mengapa dialog yang
dikatkan dengan misi dicakapkan saat ini adalah pertama, dialog yang
mengasumsikan adanya penerimaan antar sesama umat beragama menampilkan realitas
buram relasi harmoni antar pemeluk agama. Dalam beberapa kasus yang teramati,
agama-agama cenderung mengembangkan sikap eksklusif dan curiga atau prasanngaka
(prejudice) satu terhadap lainnya, yang pada akhirnya menimbulkan
konflik terbuka diantara pemeluk agama.
Dialog
sesungguhnya merupakan aspek penting dalam membangun relasi antar-komunitas
dengan berbagai latar sosialnya. Dalam hal ini dialog hendaknya terjadi atas
kerelaan untuk saling mendengar, saling belajar dan saling menghormati untuk
selanjutnya dapat memahami, menerima dan saling percaya satu dengan yang
lainnya. Dialog yang baik untuk dikembangkan oleh umat beragama adalah dialogue
of action dan dialogue of life sebagai suatu bentuk dialog yang
korelasional dan bertanggung jawab secara global. Misi Kristen
dapat dipahami sebagai upaya mengangkat menusia dari realitasnya yang terpuruk.
Dengan perkataan lain, misi Gereja hendaknya diarahkan pada misi yang
membebaskan dan yang sanggup menjawab krisis kemanusian universal.
Yance Zadrak Rumahuru
MENGEMBANGKAN
DIALOG UNTUK PENGUATAN MISI AGAMA YANG TRANSFORMATIF
KENOSIS – Jurnal Kajian
Teologi, IAKN Ambon
Volume 2 Nomor 1, Juni 2016
Halaman 23 – 35
12-06-19-08-58-17-Abstract---Mengembangkan-Dialog-Untuk-Penguatan-Misi-Agama-Yang-Transformatif---Yance-Zadrak-Rumahuru.pdf
378116
2019-06-12 - 08:58:17