Dinamika
identitas dari komunitas umat beragama kurang mendapat perhatian dalam
studi-studi keagamaan di Indonesia. Padahal, identitas agama menjadi salah satu
aspek yang sensitif dalam kehidupan sosial masyarakat dan dalam dua dekade terakhir
menjadi pemicu konflik pada sejumlah tempat di Indonesia. Dalam konteks
Indonesia, penulis melihat bahwa isu
identitas agama dan etnik penting dibicarakan, tetapi selama masa Orde Baru,
hal itu tabu. Sebenarnya, studi keagamaan diharapkan dapat melakukan kajian
terhadap isu-isu kontemporer dalam kehidupan umat beragama, termasuk studi
tentang dinamika kelompok-kelompok umat beragama. Namun, selama ini justru
studi keagamaan melalui kajian-kajian penelitian lapangan dengan pendekatan
holistik lebih memberi perhatian pada kajian-kajian teks suci secara klasik dan
kurang menaruh minat pada realitas masyarakat yang di dalamnya umat beragama
tumbuh dan berkembang.
Pembahasan mengenai dinamika identitas dan perubahan di
kalangan komunitas muslim Maluku di Pulau Haruku, Maluku Tengah dengan
memberikan fokus pada komunitas muslim Hatuhaha di negeri Pelauw menunjukkan
adanya empat hal. Pertama, identitas komunitas muslim Hatuhaha di negeri
Pelauw bersifat multiidentitas. Kedua, proses konstruksi identitas dan
perubahan di negeri Pelauw terjadi dalam suatu dinamika yang panjang. Ketiga,
agama secara substansial mendorong perubahan dan proses konstruksi identitas. Keempat,
ada persoalan politik identitas yang turut mewarnai perkembangan dan perubahan
sosial serta konstruksi identitas komunitas muslim Hatuhaha.
Dinamika
Identitas Komunitas “Muslim Hatuhaha†Di Pulau Haruku Maluku Tengah
Yance
Zadrak Rumahuru
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Masyarakat Indonesia ~ Majalah
Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, Edisi XXXVI No. 1 Hal 101-121
15-05-19-07-30-17-Abstract---Dinamika-Identitas-Komunitas-Muslim-Hatuhaha-di-Pulau-Haruku-Maluku-Tengah---Yance-Zadrak-Rumahuru.pdf
293940
2019-05-15 - 07:30:17