Victor Delvy Tutupary
Abstrak
Kebebasan kehendak adalah kemampuan individu untuk memutuskan dan bertindak dengan kontrol penuh tanpa ada paksaan dari luar. Persoalan kebebasan kehendak timbul di seputar perdebatan antara kubu yang meyakini adanya kebebasan kehendak dan yang menolak adanya kebebasan kehendak (determinisme). Pemikiran Griffin terdiri atas teologi proses dan teologi postmodern. Teologi proses berdasarkan pada konsep proses, kepuasan, keterhubungan esensial, inkarnasi, penentuan diri yang kreatif, ekspresi-diri yang kreatif, kebaruan, dan keterhubungan-Tuhan. Teologi postmodern adalah kritik terhadap dua tahap pandangan dunia modern yang bercorak dualistik-supernaturalistik dan materialistik-ateistik, dengan mangajukan sebuah visi postmodern konstruktif, yang berdasarkan pada spiritualitas antiindividualistik, organisisme, tradisionalisme transformatif, panenteisme naturalistik, dan postpatriarkal. Konsep Griffin tentang kebebasan kehendak terbagi dalam kebebasan kosmologis, teologis dan aksiologis. Secara kosmologis manusia memiliki level kebebasan yang tinggi sebab kutub jiwa yang dominan dalam manusia berkemampuan melakukan penentuan arah diri yang bebas. Secara teologis, sifat Tuhan yang tidak “memiliki semua kekuasaan†dan adanya daya kreativitas di dalam diri manusia membuat manusia memiliki kebebasan yang sejati. Secara aksiologis, manusia memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ideal berdasarkan simpati dan pluralisme yang menolak klaim kebenaran absolut, menolak penyamaan semua agama, dan mengutamakan dialog yang mendalam.
Kata kunci: Kebebasan kehendak,
kreativitas, penentuan-diri
Jurnal Filsafat, Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Volume 26 Nomor 1, Februari 2016
Halaman 136 – 161
23-07-19-08-48-36-Abstrak---Kebebasan-Kehendak-Free-Will-David-Ray-Griffin-dalam-Perspektif-Filsafat-Agama---Victor-Delvy-Tutupary.pdf
679415
2019-07-23 - 08:48:36